Fase perjalanan bangsa ini sudah cukup panjang, meski tidak
sepanjang masa kolonial. Pasca proklamasi 17 Agustus 1945 adalah masa
pembentukan pilar-pilar pemerintahan revolusioner yang kemudian dikenal sebagai
Orde lama.
Masa orde lama merupakan masa revolusioner, dibawah komando
Bung Karno telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstelasi politik dalam negeri
yang begitu cepat berubah tidak menggoyahkan Bung Karno sebagai Pemimpin Besar
Revolusi. Pada percaturan politik luar negeri, Bung Karno telah berhasil
menjadi kampium dunia yang disegani oleh kawan maupun lawan. Gerakan Non Blok
dan Konferensi Asia - Afrika adalah salah satu bukti keperkasaannya dalam
percaturan politik internasional. Kekuasaan Bung Karno berakhir pasca
diterbitkannya Supersemar (yang penuh dengan kontraversi), dengan dilantiknya
Jendral Suharto sebagai Presiden RI ke 2 oleh MPRS pada tanggal 27 Maret 1968.
Perjalanan orde baru dimulai, awal pemerintahan orde baru
banyak membawa perubahan kearah perbaikan perekonomian rakyat setelah hampir
bangkrut akibat kebijakan revolusioner orde lama. Namun, seiring dengan itu
cengkraman kekuasaan Suharto perlahan-lahan mulai menggenggam semua lini
kehidupan bernegara. Azas tunggal Pancasila, penyederhanaan jumlah partai
politik hingga mendoktrinisasi semua lembaga lembaga negara dibawah panji-panji
cendana.
Kekuasaan orde baru yang hampir absolut itu, juga
dikelilingi oleh kroni-kroni yang menebarkan virus-virus korupsi. Terpusatnya
komando dibawah kendali keluarga cendana menciptakan jurang perbedaan semakin
jauh, marginalisasi rakyat telah melahirkan sikap kebencian dan anti suharto.
Namun, dengan kekuatan senjata Orde Baru menumpas setiap gerakan perlawanan
yang kemudian disebut sebagai GPK (Gerakan Pengacau Keamanan).
Akumulasi kebencian dan anti suharto bersinergi dengan
krisis global yang juga sampai di tanah air, telah meluluhkan Pondasi
perekonomian Orde Baru yang rapuh akibat praktek KKN-nya. Sinyal runtuhnya orde
baru ditandai dengan wafatnya Tien Suharto yang dikenal sebagai inspiratornya
Orde Baru. Kebijakan menaikan harga bbm telah menimbulkan aksi demonstrasi
mahasiswa di tanah air, peristiwa Semanggi yang menewaskan beberapa mahasiswa
Trisakti telah mengubah arah tuntutan para demonstran yang awalnya menuntut
penurunan harga bbm menjadi turunnya Suharto.
Aksi demontrasi mahasiswa telah bermetamorfosis menjadi
gerakan reformasi, suharto sudah tidak mampu lagi menahan gerakan yang dimotori
mahasiswa dan mendapat dukungan semua komponen bangsa. Akhirnya, pada tanggal
21 Mei 1998 Suharto menyatakan mengundurkan diri dan digantikan oleh Wakil
Presiden Habibie sebagai Presiden RI ke 3.
Euforia reformasi telah membawa perubahan besar dalam
tatanan hidup bernegara, pintu kebebasan terbuka lebar bahkan nyaris
ditanggalkan. Peraturan yang represif peninggalan orde baru segera dibatalkan/diubah,
sendi-sendi kehidupan berbangsa yang dulu terbelenggu kini pun terlepas bebas
hampir tak berbatas hingga Timor-Timur pun terlepas dari wilayah NKRI.
Pembatasan masa jabatan presiden, dengan diamandemennya UUD
1945 merupakan langkah awal perjalanan Era reformasi. Dilanjutkan dengan
diterapkannya otonomi daerah yang telah melahirkan raja-raja kecil di daerah,
dan dengan alasan menggali pendapatan asli daerah telah terjadi praktek
perampokan potensi sumber daya alam daerah. Pemekaran wilayah ibarat pembagian
kekuasaan bagi para elit daerah, pelaksanaan Pilkada pun tidak lebih sebagai
upaya untuk mencari dukungan para elit berkuasa.
Setelah pembatasan masa jabatan Presiden, apa manfaatnya
untuk rakyat? Setelah otonomi daerah diimplementasikan, apa yang diperoleh
rakyat? Setelah Pemekaran wilayah (pembentukan daerah otonomi baru), apakah
pelayanan publik dan fasilitas sosial bertambah baik? Setelah pilkada
dilaksanakan disejumlah daerah, apakah rakyat pemilih telah mendapat hasil?
Sebagai warga bangsa yang menginginkan suatu keadaan sesuai
cita-cita luhir bangsa ini, yakni : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Maka, membaca sejarah masa orde lama, mengalami masa orde baru,
mengikuti era reformasi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskiye kan nggo tugas yahh?? haha
BalasHapusiya sing ips, tapi kayane tah kye kurang lengkap. hehehe :D
BalasHapus